Kamis, 11 April 2019

Pelaku Mengadakan Konferensi pers, membantah tuduhan merusak keperawanan dan menyampaikan permintaan maaf


PINOTOGELS- Tujuh pelaku kasus pengeroyokan Audrey (14) melakukan konferensi pers di Mapolresta Pontianak.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (10/4/2019), seorang pelaku membantah tuduhan soal mereka melecehkan Audrey.

Ketujuh pelaku menghadiri Mapolresta Pontianak mengenakan masker untuk menutupi wajah mereka.

Di hadapan media, pelaku meminta maaf kepada Audrey selaku korban dan juga keluarga korban.

"Saya selaku pelaku dari 12 orang ini, terutama saya meminta maaf terhadap korban dan kepada keluarga korban," ujar seorang pelaku.

Pelaku juga mengungkapkan kejadian sebenarnya tidak seperti yang ramai diberitakan.

Mereka mengaku saat ini menjadi korban bully karena banyak yang meneror dan melontarkan penghinaan.

"Dan saya semua harus tahu, di sini itu saya korban. Karena saya sekarang sudah dibully, dihina, dicaci, dimaki, diteror. Padahal kejadiannya tidak seperti itu," ujarnya


Baca Juga: Pernah Lakuin 7 hal ini Waktu Pacaran Zaman Dahulu?

Sebelumnya banyak yang menyebutkan bahwa pelaku telah mengeroyok Audrey hingga membentukan kepala korban ke aspal.

Tak hanya itu, pemberitaan sebelumnya menyebutkan pelaku telah merusak keperawanan korban.

Pelaku mengaku bahwa saat kejadian, tidak ada penyekapan apalagi merusak keperawanan korban.

"Tidak ada penyekapan, tidak ada seretan, tidak ada menyiram secara bergiliran, tidak ada membenturkan kepalanya ke aspal. Itu tidak ada," aku pelaku.

"Apalagi untuk merusak keperawanannya," lanjutnya.

pelaku mengakui memang ada perkelahian yang terjadi antara mereka dengan Audrey.

Namun bukan pengeroyokan, melainkan satu lawan satu.

Sebelumnya diberitakan Tribun Pontianak pengeroyokan terhadap Audrey bermula dari masalah cowok antara kakak sepupunya dengan pelaku.

"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini."

"Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," jelas Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu, Selasa (9/4/2019).

Tak hanya mengeroyok, rombongan pelaku kekerasan ternyata sempat mengancam Audrey dan kakak sepupunya.

Setelah mengeroyok, pelaku mengancam akan melakukan hal lebih parah jika korban mengadu pada orang tua.

Karena hal itu kemudian korban tak berani melapor karena merasa terintimidasi.

"Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi," ungkap Tumbur.

Saat ini Audrey diketahui tengah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Promedika Pontianak.

Sementara itu hasil visum yang dikeluarkan pihak rumah sakit menyebutkan tidak ada pembengkakan ataupun benjolan di kepala korban.

Juga memar, lebam, atau bekas luka pada kulitnya.

Selain itu, organ dalam abdomen tidak ditemukan ada pembesaran.

Bagian vital atau selaput dara juga tidak tampak luka.

"Berikut pemaparan saya terhadap hasil visum dan ronsen dari korban yang dikeluarkan 10 April oleh RS ProMedika dengan penanggung jawab dr. Diana Natalia sebagai Direktur Umum," papar Anwar Nasir.


Bagaimana Kelanjutan Kasus ini? Mari Kita Lihat Keputusan apa yang akan diambil Oleh pihak Negara




Tidak ada komentar:

Posting Komentar